Sebentar lagi umat Buddha akan merayakan hari besarnya yaitu hari raya Waisak “Dharmasanti Waisak 2561 BE”. Peringatan hari raya waisak biasanya akan dihadiri oleh umat Buddha dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Ritual yang ditunggu-tunggu adalah pelepasan lampion. Lampion ini merupakan symbol dari doa dan harapan manusia kepada semesta. Seketika itu langit Magelang pun bagaikan ditaburi oleh cahaya bintang yang bergerak. Ini merupakan awal tahun bagi umat Buddha.
Sebelum puncak peringatan Hari Raya Waisak, aka nada beberapa ritual atau upacara sacral. Diantaranya ritual mengambil air suci dari mata air murni di Jumprit, Kabupaten Temanggung. Air suci tersebut disimpan di Candi Mendut, yang letaknya tak jauh dari Candi Borobudur. Bagi umat Buddha, air merupakan unsur penting bagi prosesi Waisak. Mereka percaya air punya makna mengalirkan kebaikan.
Selain itu, akan ada ritual biksu menyalakan obor Waisak. Sumber api abadi yang berasal dari desa Mrapen, Purwodadi-Grobogan, Jawa Tengah. Seperti air, api juga akan disimpan di Candi Mendut sebelum puncak perayaan Waisak di Borobudur. Api melambangkan cahaya yang menghapuskan kesuraman dan membawa terang. Selain itu, cahaya juga berarti pengetahuan dalam gelap. Api membersihkan kotoran batin dengan cara membakarnya.
Setelah ritual awal dilakukan. Saatnya yang ditunggu-tunggu yaitu pelepasan ribuan lampion yang akan dilepaskan secara bersamaan. Pelepasan lampion ini tak hanya dilakukan oleh umat Buddha saja, melainkan dari berbagai kalangan lintas agama. Cukup dengan membayar uang sebesar Rp 100.000,- guna mengganti lampion, Kita akan diantarkan ke tempat yang disediakan. Tempat berupa lapangan rumput yang sangat luas dengan penuh lilin menyala yang tampak begitu indah. Stupa utama Candi pun terlihat megah dengan sorotan lampu tembak.
Sebelum dilakukan para biksu memimpin doa dengan khusuk, dan kita pun akan diajarkan untuk bermeditasi tanpa mengaluarkan suara sedikitpun. Setelah meditasi selesai, lampion berukuran besar pun dibagikan kepada peserta. Ada panduan dari pihak WALUBI, agar Kita berpasangan team. Menyalakan lampion berukuran besar bukanlah perkara mudah, salah seorang ada yang memegang lampion dan salah seorangnya lagi menyalakan lampion.
Peserta pun menunggu aba-aba dari panitia, setelah ada aba-aba lampion pun diterbangkan secara serantak dan seketika itupun langit-langit dihiasi cahaya lampion yang membuat malam menjadi indah.
Buat para pengunujung yang ingin ikut berpartisipasi di perayaan Waisak yang jatuh pada tanggal 11 Mei 2017 nanti, diharapkan untuk mempersiapkan keperluan pribadi.
Berikut tips-tips yang perlu diperhatikan :
- Bawalah botol minuman agar tidak dehidrasi
- Jangan lupa untuk membawa kaos cadangan, jas hujan, dan alas duduk yang tahan air
- Periksa jadwal pelepasan melalui situs resmi www.walubi.or.id untuk jadwal dan peraturan yang berlaku bagi umat non Buddha
- Usahakan membawa batrei cadangan posel/power bank
- Langkah terbaik adalah sewa kendaraan dari sekarang, karena akan sulit mencari kendaraan umum atau taksi
- Bawa makanan ringan
Semoga info yang kami paparkan bermanfaat untuk Anda. Selamat hari raya “DHARMASANTI WAISAK 2560 BE” bagi yang merayakan.